Akhir-akhir ini kita sering mendengar istilah terbaru untuk menggambarkan sosok anak yang mengikuti perubahan jaman, atau sering disebut " Kids Jaman Now ". Istilah tersebut bak air mengalir yang terus merambah ke beberapa profesi atau bidang pekerjaan yang menuntut adanya perubahan (inovasi) dalam meningkatkan layanan atau produktifitas kerja, tak menutup mata profesi gurupun salah satu yang harus mengikuti setiap perubahan yang terjadi di masyarakat.
Prof.Dr. Rainald Kasali dalam sebuah bukunya berjudul " Disruption " mendiskripsikan perubahan yang begitu besar di masyarakat akibat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi atau teknologi digital. Rontoknya beberapa perusahaan ritel ternama dan perusahaan transpotasi (taksi, angkot, metromini, dsb) menjadi bukti nyata derasnya pengaruh teknologi digital di samping pengaruh lainya seperti berubahnya tatanan hidup bermasyarakat dan nilai-nilai kehidupan yang selama ini dipegang teguh oleh orang-orang tua dahulu.
Sebagai sosok pribadi yang terpandang dan diteladani serta menjadi contoh di masyarakat (digugu dan ditiru) guru mempunyai kedudukan yang strategis dalam mengubah tatanan masyarakat yang lebih baik. Laju teknologi dan komunikasi menjadikanya sebagai peluang untuk berinovasi dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan kualitas pembelajaran dan pendidikan pada umumnya dapat lebih berkualitas dan bermakna sesuai dengan tuntutan keterampilan abad 21 yaitu : Communication, Critical Thingking, Collaboration dan Creativity-Innovation.
Bukan perkara yang mudah untuk
mewujudkan tuntutan abad 21 bagi seorang guru, karena diperlukan kesadaran yang
tak bertepi dan kegigihan seorang guru yang berani keluar dari zona nyaman atau
comfort zona yang selama ini bergelanyut dalam diri seorang guru. Akhirnya
hanya guru-guru yang memiliki nawaitu yang lurus dan usaha tak kenal putus asa
yang akan tetap diakui keberadaannya di tengah-tengah arus jaman yang semakin
modern dan kompetitif.
Berikut beberapa indikator " Guru Jaman Now " yang diinginkan dari beberapa pendapat tokoh masyarakat, siswa, dan guru :
1. Guru harus memiliki akhlak yang baik karena sebagai panutan masyarakat dan siswa.
2. Fungsi guru lebih didorong sebagai fasilitator, motivator, dan kolaborator.
3. Program pembelajaran haruslah yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan (PAIKEM).
4. Guru yang ramah dan menjadi pendengar yang baik manakala siswa menceritakan keluh kesah (curhat) sangat diidolakan oleh siswanya. Jadi berhentilah menjadi sosok guru yang "killer" dengan asumsi supaya ditakuti dan disegani oleh siswanya.
5. Guru harus memiliki kemampuan dalam mengakses internet dan teknologi komunikasi lainnya seperti handphone dan akses dalam menggunakan media sosial. Kemampuan mengakses internet siswa terkadang lebih cepat dibandingkan guru, maka guru harus melek teknologi.
6. Guru harus meningkatkan kompetensi dasarnya melalui pelatihan-pelatihan, workshop, forum guru, dan penguasaan bahasa Inggris yang baik.
7. Guru harus meningkatkan kemampuan literasinya dengan banyak membaca buku dan menulis. Kemampuan literasi anak-anak Indonesia masih sangat memprihatikan, untuk itu peran guru sangat dinantikan untuk menggiatkan literasi siswanya.
Dengan indicator-indikator
tersebut maka diharapkan kita tidak akan melihat lagi sosok guru yang “ alergi “
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena itu sebuah
keniscayaan. Selamat menjadi guru yang professional, yang dijadikan panutan
bagi semua orang dengan berbekal pengetahuan yang luas dan menjadi agen
perubahan dalam menyongsong abad 21.