Tanpa terasa bulan Ramadhan yang penuh keberkahan itu telah meninggalkan kita semua. Selama sebulan itu pula Allah memberikan banyak bonus kebaikan dan pahala kepada setiap hambaNya yang berikhtiar dan konsisten dalam bertaqorub illalahu (mendekatkan diri pada Allah SWT).
Ujian dan cobaan selama bulan Ramadhan untuk mengekang hawa nafsu dari hal-hal yang tidak baik atau sia-sia seperti ghibah dan perbuatan lain yang tidak memberikan dampak positif baik bagi dirinya maupun orang lain merupakan langkah awal dari proses pensucian diri untuk menjadi insan atau hamba yang bertaqwa sebagai muara akhir dari hakikat kita berpuasa seperti yang diisyaratkan oleh Allah SWT dalam surat Al-Baqoroh ayat 183 : "Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa".
Dan setelah proses pensucian diri selama satu bulan lamanya maka umat Islam di dunia memasuki bulan Syawal atau hari kemenangan yaitu Idul Fitri. Umat muslim di semua lapisan bumi menyambutnya dengan suka cita dengan berbagai tradisi di negaranya masing-masing. Namun hampir semua tradisi itu mengerucut pada satu moment yaitu silaturahmi.
Kegiatan silaturahmi menyambung dan mengeratkan kembali simpul-simpul persaudaraan dan nilai kekeluargaan setelah sekian lamanya terkikis oleh jarak dan waktu serta ucapan dan tindakan yang kurang baik. Pada ajang silaturahmi inilah rasa rindu terobati, amarah dan kebencian luruh dalam kerendahan hati. Maka demi mengejar itu semua orang rela untuk bersusah payah mudik (pulang kampung) walau dengan cucuran keringat dan biaya yang tidak sedikit.
Kegiatan silaturahmi tidak saja berimplikasi pada psikhis seseorang tetapi juga sangat berimplikasi pada kesehatan fisik seseorang.
Mahi M Hikimat dalam sebuah Opini di sebuah harian di Jawa Barat mengutip hasil penelitian Stewart yang membuktikan bahwa orang yang terkucil secara sosial cenderung lebih cepat mati. Kemampuan berkomunikasi (silaturahmi) yang buruk mempunyai andil dalam penyakit jantung koroner dan kemungkinan terjadinya kematian naik pada orang yang ditinggalkan mati oleh pasangan hidupnya (Tubbs dan Moss, 1994). Hasil penelitian lain Michael Babyak dkk dari Universitas Duke USA yang melibatkan 750 orang orang-orang kulit putih sebagai sample menunjukkan orang-orang yang berkomunikasi tidak efektif (tidak suka berteman, memusuhi, mendominasi pembicaraan) berpeluang 60% lebih tinggi menemui kematian pada usia dini dibandingkan dengan orang-orang yang berperilaku sebaliknya : ramah, suka berteman, dan berbicara tenang.
Dengan bercermin pada pemaparan di atas maka sesungguhnya komunikasi (menjalin silaturahmi) itu sangat penting bukan saja pada moment idul fitri, tapi disetiap saat dan kesempatan. Maka benar apa yang pernah disampaikan oleh Rosulullah saw bahwa "Silaturahmi itu akan memperpanjang umur seseorang".
wallahu'alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar