Jumat, 29 November 2013

PENGHARGAAN WALI KOTA DEPOK KEPADA SD ISLAM DIAN DIDAKTIKA DALAM PROGRAM ODNR

Pemerintah Indonesia melalui Wakil Presiden Boediono di Istana Wakil Presiden Jakarta (29/11/13) menyerahkan penghargaan Adikarya Pangan Nusantara kepada Wali Kota Depok, Dr. Ir. H. Nur Mahmudi Isma'il M.Sc atas prestasinya dalam program diversifikasi pangan melalui aksi nyata menggalakan program One Day No Rice (ODNR).
Program ODNR merupakan terobosan yang dipelopori oleh Wali Kota Depok sejak tahun 2012 dalam rangka mempertahankan ketahanan pangan nasional dengan pola menggantikan nasi atau bahan gandum dengan bahan makanan alternatif lain sebagai pengganti sumber kabohidrat seperti singkong, ubi-ubian, kentang, jagung dan sebagainya. 
Program ODNR dilaksanakan setiap hari Selasa, bersamaan dengan program pengiringnya yaitu One Day No Car (ODNC). Penerapan progam ODNR dilaksanakan secara bertahap, dimulai dari kalangan internal pemerintahan kota Depok, kemudian menyasar ke lembaga-lembaga lain seperti kantor BUMD, BUMN, Hotel, Perusahaan Swasta, Restaurant, Warung Tegal, dan dunia pendidikan atau sekolah.
SD Islam Dian Didaktika merupakan salah satu sekolah yang dijadikan pelopor penggerak program ODNR oleh Wali Kota Depok. Reputasi yang menonjol yang diraih oleh SDI Dian Didaktika baik dalam bidang akademik maupun non akademik menjadi prioritas utama demi mensukseskan program ODNR ini. 
Saat pencanangan program ODNR di SDI Dian Didaktika Cinere
Sebagai bentuk apresisasi atas keberhasilan program ODNR yang secara bertahap akan merambah nusantara, sekaligus ungkapan syukur dan terimakasih atas penganugrahan piala Adikarya Pangan Nusantara, Wali Kota Depok Nur Mahmudi Isma'il menyerahkan piagam penghargaan atas kerjasama yang baik kepada lembaga atau institusi yang mendukung dan melaksanakan program ODNR ini.
Bertempat di Restaurant Bumbu Desa di kawasan Menteng Jakarta Pusat (Jum'at, 29/11/13) Wali Kota Depok menyampaikan ungkapan terimakasih kepada semua pihak dan media yang telah mensukseskan program ini dan berharap ke depan Indonesia tidak tergantung pada beras sebagai salah satu sumber karbohidrat atau bahan makanan dan Indonesia mampu untuk swasembada pangan dengan tidak tergantung pada impor bahan pangan dari negara lain. 
Penyerahan penghargaan oleh pemerintah kota Depok kepada SD Islam Dian Didaktika dilakukan langsung oleh Wali Kota Depok kepada Drs. Moh. Syahudin Heryanto, M.M. selaku kepala sekolah di dampingi oleh Nur Azizah istri Wali Kota dan Sumiati, S.Pd selaku wakil litbang Yayasan Dian Didaktika.
Sukses Program ODNR ... Sukses Diversifikasi Pangan Indonesia... amiin     

   

Jumat, 22 November 2013

Assembly Kelas 3 SDI Dian Didaktika

Kepala Sekolah dan Mc Kelas 3 A Ananda Tiara
 dan Tazkya
Alhamdulillah ... puji syukur atas rahmat dan kekuatan yang telah Allah SWT limpahkan kepada segenap civitas akademik SD Islam Dian Didaktika Cinere lebih khusus kepada seluruh siswa kelas 3 SDI Dian Didaktika dan segenap guru tim kelas 3 yang telah menyelenggarakan kegiatan Assembly pada hari Sabtu, 23 November 2013 di Auditorium Dian Didaktika. Serangkaian acara disusun secara apik dan menarik serta dibawakan secara baik, lugas, lucu, dan penuh kepolosan sebagai ciri dunia anak. Acara Assembly kelas 3 dibuat secara bertahap dengan durasi kurang lebih 60 menit, secara beruntun dimulai dari kelas 3C, 3B, dan ditutup oleh 3A.
Kegiatan Assembly untuk kali pertama diadakan di tahun pelajaran 2013-2014 sebagai alternatif pilihan selain pentas seni yang selama ini telah dilakukan setiap tahunnya. Berbeda dengan konsep pentas seni, Assembly lebih memberikan ruang untuk siswa bereksplorasi dan berjuang dalam mengembangkan bakat atau minat yang dimilikinya untuk siap ditampilkan di hadapan orangtua siswa, pengurus yayasan, para guru, serta undangan yang hadir.
Semangat dari seluruh siswa kelas 3 dan bimbingan serta motivasi dari guru-guru pembimbing memberikan apresiasi dari seluruh hadirin atau tamu undangan yang menyaksikan jalannya pementasan assembly ini. Beberapa orangtua siswa yang hadir bahkan berdetak kagum karena bakat-bakat ananda yang selama ini belum muncul ternyata dimunculkan bahkan berkembang dengan baik. 
Format acara pada kegiatan Assembly dibuat lebih variatif, mulai dari seni vokal, tari, drama, puisi, puitisasi Al-Qur'an, olahraga, pantun, dan sebagainya sesuai dengan pilihan dan bakat setiap siswa. Dalam pesan penutup acara Assembly ketua Yayasan Dian Didaktika Dra. Hj. Nunuk Murdiati Sulastomo mengatakan pentingnya pengembangan kecerdasan dan bakat anak selain kecerdasan akademik dalam rangka menjadikan siswa lebih mandiri, percaya diri, dan bertanggung jawab. Kegiatan ini semoga menjadi sebuah lintasan dalam menggapai cita-cita ananda dikemudian hari.
Sesi foto bersama siswa, guru, koordinator kelas, pengurus yayasan, kepala sekolah , dan pengurus komite sekolah mengakhiri kegiatan assembly yang telah dilaksanakan dari pukul 08.00 - 12.00 WIB. Dengan sebuah harapan semoga kegiatan assembly memberikan banyak inspirasi untuk para siswa, guru, maupun orangtua dalam mempersiapkan masa depan yang lebih baik... amiin semoga . Bravo Kelas 3 SDI Dian Didaktika dan Tim Gurunya. 

 
   

Jumat, 27 September 2013

SDI Dian Didaktika Menjuarai Lomba Sekolah Sehat Kota Depok


Drs.Moh.Syahudin H,M.M. Kepala SDI Dian Didaktika ketika memaparkan program Sekolah Sehat di depan juri

Untuk kedua kalinya SD Islam Dian Didaktika yang berlokasi di Jl. Rajawali no. 16 Blok F Cinere Kota Depok dinobatkan sebagai juara I lomba sekolah sehat tingkat kota Depok tahun 2013 setelah pada tahun sebelumnya menjuarai kejuaraan yang sama. Lomba yang diadakan pada tanggal 29 Juli 2013 ini diikuti oleh 11 Sekolah Dasar (SD) yang mewakili tiap-tiap kecamatan yang ada di kota Depok. Kriteria penilaian pada lomba sekolah sehat meliputi :
1. Kebersihan dan Ventilasi ruangan
2. Perlengkapan ruang UKS
3. Kantin Sekolah
4. Kamar mandi, wc, dan tempat cuci tangan
5. Pelayanan Kesehatan
6. Pendidikan Kesehatan
7. Pembinaan lingkungan sehat
8. Kerjasama UKS dengan Komite Sekolah
Tim Juri Berpose bersama Pengurus Yayasan Dian Didaktika
Atas prestasi inilah pemerintah kota Depok memberikan apresiasi berupa piala kejuaraan dan uang pembinaan yang diserahkan langsung oleh Wali Kota Depok Dr. H. Nur Mahmudi Ismail, M.Sc kepada Kepala Sekolah SDI Dian Didaktika Drs.Moh.Syahudin Heryanto, M.M. pada saat upacara memperingati HUT RI ke 68 di lapangan Balai Kota Depok. Harapan besar disampaikan oleh bapak wali kota yang bertindak sebagai inspektur upacara agar SDI Dian Didaktika dapat mewakili kota Depok ke tingkat propinsi bahkan ke tingkat nasional.
Sebagai kelanjutan dari Lomba Sekolah Sehat di tingkat wilayah propinsi Jawa Barat, maka diadakanlah penilaian kembali oleh tim penilai sekolah sehat dari propinsi Jawa Barat. SDI Dian Didaktika yang berada di wilayah satu harus berjuang keras dengan wilayah 2, 3, dan ke 4 untuk bisa mewakili propinsi Jawa Barat di tingkat nasional. Penilaian Sekolah Sehat tingkat wilayah ini diadakan pada hari Selasa, 10 September 2013 dari mulai pukul 08.30 WIB sampai dengan pukul 12.30 WIB. 
Gerakan Go Green Siswa/i SDI Dian Didaktika
Tim penilai sangat terkesimak dengan program penghijauan dan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) yang diterapkan oleh para siswa/i dan dewan guru, lebih-lebih SDI Dian Didaktika memiliki senam UKS yang diterapkan kepada para siswanya. Di akhir penilaian tim penilai memberikan saran-saran yang membangun untuk keberhasilan SDI Dian Didaktika di masa yang akan datang ... amiin semoga ...

Senin, 23 September 2013

Workshop Metode Gasing Matematika SD Islam Dian Didaktika


Bertempat di ruang Auditorium Dian Didaktika, Pengurus BP3 SD Islam Dian Didaktika dengan bekerjasama tim Guru Matematika SDI Dian Didaktika mengadakan workshop sehari " Metode Gasing " untuk orangtua siswa kelas 1 - 4. Workshop ini diadakan pada hari Sabtu, 21 September 2013 dari pukul 08.30-12.30 WIB dengan dihadiri kurang lebih 200 peserta.
Tujuan workshop ini adalah memberikan wawasan pengetahuan praktis untuk orangtua siswa dalam pembelajaran matematika, sekaligus menyamakan persepsi dengan siswa dan sekolah dalam pembelajaran matematika.
Metode GASING adalah suatu metode pembelajaran matematika yang dikembangkan oleh Prof. Yohanes Surya, Ph.D. Metode GASING merupakan singkatan dari GAmpang, aSIk, menyenaNGkan. Pembelajaran matematika dengan metode ini selalu diawali dengan sesuatu yang konkrit, sehingga anak-anak akan sangat mudah mengerti dan mengaplikasinya. 
Metode Gasing sangat mudah diterapkan kepada anak-anak dan orang dewasa karena metode ini sangat sederhana, diselingi dengan permainan dan bernyanyi sehingga tidak membosankan. Keunggulan metode Gasing yang lain adalah kecepatan dalam menyelesaikan soal-soal operasi pada matematika seperti ; +, - , X, dan : .
Kegiatan workshop ini menjadi komitmen bersama antara pihak sekolah dan BP3 dalam rangka mengembangkan dan memajukan pendidikan di SDI Dian Didaktika lebih khusus pada pembelajaran matematika yang selama ini menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian siswa. Ketua Yayasan Dian Didaktika Ibu Dra.Hj. Murdiati Sulastomo dalam kata sambutannya mengajak orangtua siswa untuk terus bersinergi dengan sekolah (guru) dalam membimbing anak yang masih pada taraf perkembangan. Di akhir workshop ketua BP 3 Ibu Weny Habib mengucapkan terimakasih kepada Pengurus Yayasan, Drs.Moh.Syahudin Heryanto,M.M. selaku kepala sekolah dan tim guru matematika serta Ibu Dwi Supartini, S.Pd sebagai koordinator kegiatan atas terselenggaranya workshop tersebut.

Tim Guru Matematika SDI Dian Didaktika :
1. Amalia Nugrahati, S.Kom
2. Badriyah El Qudsy, S.Pd
3. Suhari, S.Pd
4. Deswita, S.Pd
5. Dra. Anjar Harsanti     

Jumat, 01 Maret 2013

HUT Dian Didaktika ke 29

Tanpa terasa seiring bergulirnya waktu Yayasan Dian Didaktika telah berkiprah selama 29 tahun dalam berkiprah di dunia pendidikan Indonesia. Tanggal 22 Februari 1984 merupakan momentum bersejarah bagi Yayasan Dian Didaktika, karena saat itulah secara resmi yayasan ini lahir, buah dari pemikiran para pendiri dan pengurus yayasan dalam mengusung misi pendidikan dan sosial dengan mengedepankan budi pekerti atau nilai-nilai karakter.
Dari sebuah garasi mobil yang sangat sederhana milik keluarga Bapak Dr. Sulastomo, M.Ph di jalan Ambon Cinere Depok, yayasan Dian Didaktika memulai kiprahnya dalam membantu pemerintah di sektor pendidikan dengan mendirikan sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) Dian Didaktika. Kemudian seiring dengan tingkat kepercayaan yang tinggi oleh masyarakat terhadap yayasan Dian Didaktika maka dirasa perlu untuk pengembangan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Sampai sekarang yayasan Dian Didaktika telah mendirikan lembaga pendidikan formal dari tingkat Kelompok Bermain (KB) sampai dengan SMA.
Di usianya yang ke 29 yayasan Dian Didaktika tetap komitmen dalam menyelenggarakan lembaga pendidikan yang berkualitas baik secara akademik maupun non akademik, dengan tidak meninggalkan nilai-nilai budi pekerti sebagai ruh dalam proses belajar dan bergaul di masyarakat. Maka sebagai wujud syukur atas usianya yang ke 29, yayasan Dian Didaktika menyelenggarakan beberapa kegiatan atau event yang banyak memberikan kontribusi positif dalam program pendidikan. 
Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka HUT Dian Didaktika ke 29 antara lain :
1. Dian Didaktika Art Competition (DDAC) 
    DDAC merupakan kegiatan lomba di bidang seni yang diikuti 
    oleh murid tingkat TK - SMA, meliputi :  
    a. Solo Vocal
    b. Fashion 
    c. Mewarnai dan melukis
    d. Poster manual dan digital
2. Pemeriksaan Gigi massal yang diikuti sekitar 600 peserta dari 
    murid TK - SD yang dilakukan oleh Ikatan Dokter Gigi Anak 
    dengan melibatkan 60 dokter gigi anak.
3. Seminar dengan tema " Gigiku Sehat Tubuhku Kuat " yang di
    ikuti oleh kurang lebih 100 peserta.
Semoga di usianya yang sudah dewasa Dian Didaktika lebih banyak lagi berkontribusi dalam memajukan dunia pendidikan di negeri ini... amiiin . 
Selamat HUT Dian Didaktika ke 29 Jayalah selalu dunia pendidikan Indonesia
   

Sabtu, 23 Februari 2013

Negeri Syurga Koruptor

Dalam kurun waktu sebulan ini lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan 3 orang penting menjadi tersangka dalam kasus korupsi dan gratifikasi pembangunan sport centre Hambalang dan impor daging sapi. Andi Alfian Malarangeng, Anas Urbaningrum, dan Luthfi Hasan Ishaq adalah sosok yang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Jejak perjuangan beliau-beliau dalam meniti karir tentu tidak semudah membalikan tangan. Idealisme menjadi sesuatu yang berharga ketika mereka belum menapaki jalur politik yang sarat dengan intrik-intrik. 
Namun ketika kepentingan pribadi, golongan, dan kelompoknya lebih diutamakan dibandingkan kepentingan umum, bangsa, dan rakyat Indonesia maka arah dan tujuan idealisme dalam rangka memajukan kesejahteraan rakyat dan bangsa dalam skala makro menjadi impian di siang bolong. Kekuasaan bukan lagi sebagai amanah yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya justru menjadi alat dalam memperkaya diri dan golongan tertentu. Inilah kejahatan kerah putih yang begitu menyengsarakan rakyat dan bangsa Indonesia. 
KPK yang menjadi gerbong dalam pemberantasan korupsi tentu harus diapresiasi dan dibantu sekuat tenaga untuk terus konsisten dalam upaya pemberantasan korupsi secara independen tanpa pengaruh atau tekanan dari pihak manapun. Energi yang besar sangat dibutuhkan KPK dalam mengobati penyakit korupsi yang sudah kronis di negeri ini. Betapa tidak tiga lembaga sebagai pilar negara ; Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif sudah digerogoti virus yang mematikan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Prof. Mahfud MD ketua Mahkamah Konstitusi dalam sebuah pidatonya pada acara Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) mengatakan "Lembaga Kementerian rusak, Legislatif Bobrok, Eksekutif rusak. Yudikatif lebih gila lagi lebih rusak lagi. Lebih gila lagi ada jual beli perkara," 
Inilah negeri syurga bagi koruptor karena lemahnya penerapan hukum di negeri kita. Hukum hanya berlaku bagi yang lemah, miskin dan tak berdaya, tapi sebaliknya menjadi tumpul ketika berhadapan dengan materi. Ibarat pisau atau pedang yang tajam ujungnya dan tumpul pada bagian belakangnya. Menjadi lebih sulit lagi jika aparat penegak hukum yang harusnya menjadi garda terdepan dalam penegakan hukum menjadi tak berdaya dalam lingkaran kekuasaan dan materi. 
Inilah bangsa Indonesia yang didirikan dengan tetesan air mata, keringat, dan darah oleh para founding fathers harus tercabik-cabik oleh anak bangsa sendiri. Nilai-nilai patriostisme, religiusitas, kejujuran, tanggung jawab hanya baru pada tataran blue print kognitif belum mengakar pada relung-relung hati paling dalam. Mungkin bangsa kita harus banyak belajar dari negeri seberang dalam pemberantasan korupsi, karena korupsi tanpa mengenal agama, golongan, ataupun status sosial. Ia akan menjadi sel kanker yang akan bertambah ganas apabila tidak diobati dan dibasmi ke akar-akarnya.
Mari renungkan bersama hadist dari Rosulullah Muhammad Sholallahu Alaihisalam kurang lebih 1400 tahun yang lalu yang diriwayatkan oleh HR. Tirmidzi : " Allah SWT melaknati orang-orang yang menyogok dan disogok ". " Penyogok dan yang disogok tempatnya adalah neraka ".
Wallahu'alam

Sabtu, 12 Januari 2013

PEMBUBARAN RSBI

Mahkamah Konstitusi dalam sidangnya pada hari Selasa, 8 Januari 2013 secara tegas memutuskan untuk membubarkan program Sekolah Berstandar Internasional (SBI) maupun Rintisan Sekolah Berstandar Internasional karena bertentangan dengan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. Ini artinya MK membatalkan pasal 50 ayat 3 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang mengatur tentang Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI).
Dengan dikeluarkannya putusan dari MK bahwa Pasal 50 ayat 3 UU No.20/2003 tentang Sisdiknas adalah Inkonstitusional, artinya mengisyaratkan pembubaran terhadap RSBI/SBI itu sendiri. MK menilai bahwa dalam pelaksanaan RSBI/SBI ini telah menimbulkan terjadinya diskriminasi dan kesenjangan akses bagi masyarakat untuk dapat memperoleh pendidikan di RSBI/SBI tersebut.
Program RSBI merupakan salah satu program unggulan Kemendiknas untuk menciptakan suatu sekolah yang bermutu dan diharapkan dapat membekali para siswanya untuk bisa berkompetisi dengan tatanan dunia secara global. Program ini tentu sangat menarik dan baik untuk dunia pendidikan kita untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang lebih kompetitif baik dalam skala nasional maupun internasional.

Seiring dengan berjalannya waktu ternyata program RSBI menyimpang dalam impilkasinya, hitung-hitung menciptakan Sekolah Bertaraf Internasional yang terjadi malah orang mencapnya sebagai Sekolah Bertaraf Internasional. " Penyimpangan " program RSBI dapat ditelusuri dari beberapa pendapat pakar dan pemerhati masalah pendidikan, antara lain :
1. Mahalnya biasa RSBI menyebabkan program ini hanya bisa dinikmati oleh kalangan orang-orang mampu atau kaya saja. Walaupun pemerintah memberikan kuota 20%  untuk kalangan tidak mampu (miskin) tapi karena belum adanya kategori yang mendetail tentang golongan tidak mampu maka kuota itupun belum terealisai dengan baik. Regulasi tentang diperbolehkanya RSBI mengadakan pungutan untuk  biaya operasional RSBI/SBI menjadikan sekolah RSBI memiliki kekuatan untuk mengadakan pungutan.
2. Pengunaan Kurikulum Cambride dalam proses pembelajaran dianggap dapat mengurangi nilai-nilai kehidupan lokal dan social kultural keIndonesiaan yang sedang galak-galaknya membangun jati diri bangsa (character building).
3. Penggunaan Bahasa Asing menjadikan para peserta didik menjadi kehilangan jiwa dan semangat kebangsaannya, serta terdegredasi moral dan pemahamannya tentang nilai, kultur dan idiologi bangsa Indonesia.
4. Sumber Daya Manusia (SDM) atau guru-gurunya yang belum memenuhi kualifikasi untuk menerapkan program RSBI.
Dari banyaknya alasan pembubaran SBI/RSBI penulis menganggap alasan terciptanya diksriminasi dalam dunia pendidikan merupakan alasan yang kuat. Karena pendidikan adalah hak setiap anak bangsa tanpa mengenal kasta atau golongan. Tugas pemerintah adalah menciptakan kondisi pendidikan yang dapat menangungi semua golongan masyarakat. Dengan 20%  alokasi APBN cukup bagi pemerintah untuk menyelenggarakan sistem pendidikan yang berkualitas, apabila dirasa masih kurang pemerintah bisa bekerjasama dengan lembaga pendidikan swasta untuk bersinergi dalam merealisasikan pendidikan yang berkualitas dengan biaya yang memadai.
Jadi untuk menciptakan sistem pendidikan yang berkualitas memang perlu biaya, tapi untuk membangun sistem pendidikan yang berkualitas tidak perlu dengan biaya mahal (high cost) .

Moh. Syahudin H
Guru SDI Dian Didaktika Cinere-Depok
Email : Syahudin70@yahoo.co.id 

Kamis, 03 Januari 2013

KAPITA SELEKTA DIAN DIDAKTIKA ( Bu Nunuk Sulastomo)

Foto : Pengurus yayasan beserta guru-guru SD
Rentang perjalanan Yayasan Dian Didaktika selama 28 tahun dalam berjuang mendedikasikan diri kepada tanah air di ranah pendidikan sedikit banyak telah mewarnai kehidupan dunia pendidikan Indonesia. Di awali dari niat ikhlas para pendiri yayasan untuk mewujudkan satu sekolah Islam yang modern dengan tidak meninggalkan cultur asli Indonesia dan nilai-nilai budi pekerti yang luhur. Dari sebuah garasi mobil yang sempit dan sumber daya manusia serta sarana yang sangat terbatas perjuangan itu dimulai. Perjuangan yang tak kenal lelah diiringi dengan sikap tawakal kepada Allah SWT tentu berbuah kesuksesan. Dari sebuah Taman Kanak-Kanak (TK), Yayasan Dian Didaktika terus melebarkan sayapnya dari mulai jenjang Kelompok Bermain (KB) sampai ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Ratusan bahkan ribuan almuni telah menyelesaikan jenjang pendidikannya dan telah berkiprah di dalam masyarakat sesuai dengan bidang keahlian atau profesinya masing-masing.
Keberhasilan Dian Didaktika dalam menyelenggarakan pendidikan tentu harus dibarengi dengan sistem pelayanan yang baik dan menyenangkan. Pelayanan yang baik dan menyenangkan mengacu pada pedoman 5 S, yaitu : Senyum, Sapa, Salam, Santun, dan Syukur. Sistem pelayanan yang ramah ini diharapkan dapat memuaskan pelanggan dalam hal ini adalah siswa dan orang tua murid serta masyarakat di sekitarnya.
Di samping pelayanan yang ramah, ciri khas lain yang menjadi nilai (value) di Dian Didaktika adalah komitmen untuk menjaga kebersihan, baik kebersihan diri (badan, gigi, kuku, pakaian, dll) maupun lingkungan dan turut aktif dalam gerakan penghijauan (Go Green) dan penyelamatan bumi (Save Our Earth). Dari program inilah menghasilkan sarana belajar (sekolah) yang asri, hijau, bersih, nyaman dan sehat.
Inilah sekelumit butiran-butiran pesan moral yang disampaikan oleh Ibu Dra. Hj. Nunuk Murdiati Sulastomo selaku ketua Yayasan Dian Didaktika di hadapan pengurus yayasan, para guru, karyawan, dan tamu undangan pada acara Workshop bertema Kapita Selekta Dian Didaktika di Auditorium Dian Didaktika pada Kamis, 3 Januari 2013. Semoga cita-cita luhur ini dapat kita wujudkan di masa sekarang dan yang akan datang ... amin