" Sesungguhnya telah ada dalam diri Rosulullah suri tauladan yang baik bagimu ..." (Q.S. Al-Ahzab : 21).
Hari kelahiran nabi atau yang sering dikenal oleh umat Islam sebagai hari Maulid Nabi Muhammad saw diperingati sebagai hari yang mulia dari beberapa hari besar Islam yang kita ketahui. Peringatan maulid nabi ini biasanya diikuti dengan rangkaian kegiatan yang bernuansa keagaamaan atau sosial seperti pengajian, tabligh akbar, khitanan massal dan lomba-lomba yang bersifat keagamaan.
Pro dan kontra memperingati maulid nabi ini sudah lama terdengar, sampai kadang-kadang saling menjelek-jelekan kedua pihak yang bersebrangan ini. Pihak yang kontra atau tidak setuju beralasan bahwa memperingati maulid nabi itu bid'ah karena tidak ada contohnya dari Rosulullah dan sahabat-sahabatnya. Sedang pihak yang pro atau yang mendukung peringatan maulid nabi adalah salah bentuk wujud kecintaan kita selaku umat Islam kepada nabi akhir jaman yaitu Nabi Muhammad saw.
Berkaca kepada Salahudin Al-Ayubi yang pertamakali mengadakan peringatan maulid dengan tujuan membangkitkan motivasi kepada prajurit perangnya yang saat itu sudah mulai melemah akibat musuh yang berjumlah banyak dengan kekuatan yang luar biasa. Motivasi inilah yang kemudian menjadikan prajuritnya berhasil mengalahkan musuh Islam, yaitu orang-orang kafir.
Refleksi itu memberikan catatan penting yang mungkin dapat berguna bagi kita dalam memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad saw antara lain :
- Peringatan maulid nabi bukan bertujuan untuk mengkultuskan individu Nabi Muhammad saw
- Mengenang sejarah hidup dan perjuangan beliau dalam mensiarkan ajaran-ajaran Ilahi kepada umat manusia sehingga diharapkan umat Islam dapat mencotoh perilaku/akhlak beliau
- Mencintai Nabi Muhammad sebagai utusan Allah yang terakhir melebihi cintanya kepada sesama manusia (anak,istri,suami,orangtua, dll)
- Tidak mengadakan acara-acara yang lebih bersifat mubadzir (membuang-buang makanan,minuman, dan harta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar